Ribuan Ikan Mati di Embung Penyengat Olak Diduga Akibat "Bekarang"
BRITO.ID, BERITA MUAROJAMBI - Ribuan ikan air tawar mati mendadak di Embung Desa Penyengat Olak beberapa waktu lalu. Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jambi pun sudah turun ke lokasi mengecek kejadian ini.
"Iya (memang ada ribuan ikan mati mendadak, red) di embung Penyengat Olak. Ikan liar dan bukan ikan peliharaan di kolam. Namun penyebab pastinya masih belum diketahui," ungkap Paruhuman Lubis, Kepala Dinas Perikanan Muarojambi Jum'at (5/7/19).
Terhadap kejadian ini, kata Ucok biasa disapa, DKP Provinsi dan pihaknya yang turun ke lokasi sudah mengambil sample untuk mengetahui penyebab kematian mendadak ikan liar ini.
"Sudah diambil samplenya baik sample air, tumbuhan, tanah dan juga ikan yang mati itu ntuk diperiksa di laboratorium. Kita masih menunggu hasil labor ini untuk mengetahui penyebab kematian mendadak ikan-ikan ini," cetusnya.
Menurut dia, kondisi kontur tanah di daerah dibangunnya embung tersebut merupakan lahan gambut. Bisa saja ikan tersebut mati akibat keracunan ataupun terkena zat semacam belerang akibat daribkontur lahan bergambut ini.
"Kondisi lahan di embung ini kan gambut, bisa saja di saat kondisi debit air meninggi zat-zat sejenis belerang ikut naik ke permukaan yang menyebabkan ikan ini keracunan. Namun tentu hasil pastinya menunggu hasil labor nanti," urainya.
Disinggung apakah ada kemungkinan ikan ini diracun dengan sengaja oleh oknum tidak bertanggungjawab untuk kepentingan ekonomis?. Ucok menampik hal tersebut.
"Kalau dituba saya rasa tidaklah karena ini matinya ribuan ekor. Jalau dituba pasti ikan itu diambil dan tidak sampai terapung dengan jumlah banyak seperti itu," kat dia.
Namun dari informasi terbaru yang didapat Dinas Perikanan Muarojambi melalui penyuluhnya, diketahui bahwa di lokasi tersebut baru saja dilakukan proses pencarian ikan secara tradisional yang kerap disebut 'Bekarang'.
"Nah info terbaru dari penyuluh saya yang saya perintahkan turun ke lokasi hari ini didapat bahwa warga di sana baru saja selesai 'bekarang' di situ. Kalau habis dikarangi ya emang kerap mati dalam jumlah besar," pungkasnya. (RED)
Kontributor : Romi R