Sejak 2017, 2000 Hektare Lebih Lahan Sawit di Muarojambi Direplanting
Ribuan hektar lahan milik petani baik yang tergabung dalam Gapoktan maupun Koperasi di Muarojambi direplanting. Program bantuan penanaman kembali pohon kelapa sawit tersebut disubsidi bantuan Kementrian Perkebunan.
BRITO.ID, BERITA MUAROJAMBI - Ribuan hektar lahan milik petani baik yang tergabung dalam Gapoktan maupun Koperasi di Muarojambi direplanting. Program bantuan penanaman kembali pohon kelapa sawit tersebut disubsidi bantuan Kementrian Perkebunan.
"Untuk Muarojambi Alhamdulillah dari target 5000 hektar, sudah 2084 hektar lebih lahan sawit milik masyarakat yang direplanting," kata Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Muarojambi Nur Subiyantoro Senin (9/11/20).
Jumlah tersebut, kata Nur belum ditambah sekitar 1200an hektar yang saat ini tengah dalam proses dan jika ditotal ada 3200an hektar. Setiap hektar lahan masyarakat disubsidi bantuan Rp30 juta. Bantuan tersebut diberikan kepada masyarakat yang disalurkan langsung dananya oleh Kementerian ke petani melalui Koperasi ataupun Gapoktan.
"Ini selama 4 tahun terakhir sejak 2017 hingga saat ini 2020," kata Nur.
Program replanting ini menyasar tanaman sawit milik masyarakat yang sudah tidak produktif lagi. Namun memang, terjadi kendala di lapangan hingga masih banyak masyarakat atau petani yang enggan mereplanting lahan sawit mereka.
"Yang jadi kendala saat replanting itu kan semua sawit ditumbang dan diganti dengan tanaman baru. Baru bisa menghasilkan minimal 3 tahun, nah selama itu petani tidak ada penghasilan," kata Nur.
Hal inilah yang menjadi kendala petani. Untuk menyiasati hal tersebut Disbunak bekerja sama dengan dinas pertanian untuk memberikan bibit tanaman yang bisa menghasilkan pemasukan bagi petani menjelang sawit mereka berbuah.
"Kita siasati dengan memberi bantuan bibit untuk dijadikan tanaman tumpang sari, kita bekerja sama dengan Dinas pertanian. Semoga ke depan akan lebih banyak lagi masyarakat yang mau mereplanting lahan sawit mereka yang sudah tak lagi produktif," kata Nur.
Penulis: Raden Romi
Editor: Rhizki Okfiandi