Penanganan DBD Lamban, Anggota DPRD Tanjab Barat Kritisi Langkah Dinkes

Penanganan DBD Lamban, Anggota DPRD Tanjab Barat Kritisi Langkah Dinkes
Anggota DPRD Tanjab Barat Nurkholis (Heri Anto/BRITO.ID)

BRITO.ID, BERITA TANJAB BARAT - Meningkatnya wabah DBD di Tanjab Barat ternyata mendapat perhatian khusus dari Dewan Perwakilan Rakyat Tanjab Barat.

Bahkan wabah DBD yang sudah memakan korban jiwa juga akibat kurang oktimalnya penanganan dinas terkait.

Salah satu Anggota DPRD Komisi II bidang Ekonomi, Keuangan dan kesehatan, Nurkholis mengatakan, kalau dirinya turut prihatin dan berduka cita atas kejadian yang menimpa warga sampai ada yang meninggal dunia akibat DBD.

"Inilah hal yang tidak kita inginkan dan seharusnya bisa di antisipasi dengan cepat, semoga tidak ada korban yang bertambah lagi" ujarnya.

Politisi muda ini juga menilai, jika Instansi terkait sudah sangat kecolongan dengan adanya kejadian seperti ini.

"Hal ini akan kita evaluasi bersama sesegera mungkin. Dinas kesehatan, dinas lingkungan maupun pihak lain yang terkait mengenai ini harus dapat proaktif dan melakukan langkah taktis, karena sejauh ini sepertinya penanganan DBD di Tanjab Barat kurang optimal" paparnya.

"Karena wabah ini merupakan wabah klasik dari tahun ke tahun yang seharusnya sudah bisa diantisipasi potensi penyebarannya, jadi kita akan panggil pihak terkait untuk kasus ini." Tutupnya.

Diketahui, Tahun 2019, Rumah sakit Daut arif kualatungkal mencatat ada dua pasien DBD meninggal dunia. Dan bulan Januari 2020, satu pasien juga meninggal dunia setelah 4 hari dirawat. RSUD Juga mencatat, di Tahun 2019 Diagnosa ada 554 penderita DBD yang dirawat. dewasa 44, selebihnya anak anak.

Untuk DBD 367 orang, DSS 63 orang dan Dengue 124 orang. Sementara di bulan Januari 2020, terhitung dari tanggal 1 hingga 9 Januari ada Anak 41 dan 6 orang dewasa. 3 orang pasien DSS harus dirujuk ke jambi. 

Penulis: Heri Anto

Editor: Rhizki Okfiandi