Tingkat Kelulusan CASN Rendah, Ihsan Yunus: Peringkat Nilai Tes Bisa jadi Pertimbangan

Tingkat Kelulusan CASN Rendah, Ihsan Yunus: Peringkat Nilai Tes Bisa jadi Pertimbangan

BRITO.ID, BERITA JAMBI - Rekrutmen Calon Aparatur Sipil Negara (CASN) tahun ini meninggalkan cerita pelik. Di satu sisi, tengah membutuhkan banyak tambahan Aparatur Sipil Negara (ASN), di sisi lain dari 1,7 juta CASN yang dites hanya 8% yang tercatat lulus.

Persoalan utamanya adalah mayoritas mereka yang ikut rekrutmen CASN gagal mencapai standar passing grade Seleksi Kompetensi Dasar berbasis Komputer (SKD CAT). Hal ini membuat belum terisinya 50% formasi CASN untuk Indonesia barat, 63% untuk Indonesia tengah dan 90% Indonesia bagian timur.

Permasalahan rendahnya tingkat kelulusan CASN tahun ini mendapat perhatian dari Ihsan Yunus, Anggota DPR RI dari Komisi VI, Fraksi PDIP, Dapil Jambi. Dia prihatin dengan kondisi ini. Kata dia, kondisi ini menjadi lampu kuning kualitas angkatan siap kerja nasional dan pendidikan di Indonesia.

"Kedepannya harus ditemukan akar permasalahan rendahnya kualitas angkatan kerja kita. Data menunjukkan kualitas angkatan siap kerja kita tertinggal dari Singapura, Malaysia bahkan Brunei Darussalam," ungkap Ihsan.

Dia memahami tingginya kebutuhan ASN. Namun ada fakta kurangnya jumlah kelulusan. "Saya sendiri tidak sepakat apabila passing grade diturunkan agar yang masuk bertambah. Itu kebijakan reaktif," tambahnya.

Menurut dia bisa dicari solusi tambahan seperti untuk daerah-daerah yang tingkat kelulusannya sangat minim. Selain passing grade, peringkat nilai hasil tes juga dapat dipertimbangkan. "Hal ini pasti akan dibahas bersama-sama di DPR," sebut Ihsan lagi.

Dia juga menyoroti ketidakseimbangan antara ASN di sektor administratif dengan sektor lainnya seperti guru. Kebutuhan guru di berbagai daerah di Indonesia masih minim. Harusnya yang lebih menjadi fokus adalah rekrutmen guru.

Indonesia itu baru bisa memenuhi kebutuhan guru secara nasional tujuh tahun lagi. "Saya akan coba usulkan agar ke depan formasi guru menjadi prioritas utama. Mereka adalah garda terdepan pengemban utama amanat konstitusi yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa," lanjut Ihsan. (sai)