Ancaman DBD "Hantui" Masyarakat Tanjab Barat

Ancaman DBD "Hantui" Masyarakat Tanjab Barat
Petugas Saat Melakukan Fogging di Kawasan Rawan DBD (Heri Anto/BRITO.ID)

BRITO.ID, BERITA TANJAB BARAT- Untuk kasus DBD di Tanjab Barat terus mengalami peningkatan, terhitung sejak Januari hingga Oktober 2019 ditemukan sebanyak 372 kasus. Dengan rincian 168 positif DBD, 23 Dengue Shock Syndrome dan Demam Suspect DBD 114 kasus.

Dinas Kesehatan Tanjung Jabung Barat mengklaim sudah melakukan tahapan pencegahan mewabahnya Demam Berdarah Dengue (DBD) di 13 Kecamatan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

Kepala Dinas Kesehatan Tanjabbar dr Andi Pada melalui Kabid P2PL Tanjabbar, dr Johanes bahkan menyebut sudah mengeluarkan surat edaran ke setiap kecamatan, puskesmas dan pustu berisi himbauan agar melaksanakan upaya pencegahan wabah DBD.

Upaya pencegahan, kata Johanes dengan melakukan pembersihan saluran air, mengubur, menguras dan menutup sumber berkembang biaknya jentik nyamuk demam beradarah aides aegepty.

"Sudah kita keluarkan surat edaran ke Kecamatan diteruskan ke Lurah hingga Rt dan puskesmas serta pustu. Kita sudah himbau gotong royong. Nah, yang tempat tidak ada gotong royong ternyata di situlah ditemukan kasus baru," kata Johanes J Sitorus, Selasa (10/12/2019).

Kata Johanes, dari 10 wilayah endemis, tinggal empat wilayah meliputi Patunas, Tungkal II, tungkal lll, Tungkal Harapan yang masuk ke wilayah rawan endemis. Di empat wilayah itu pada musim hujan saat curah hujan tinggi dan endapan air banyak lingkungan yang jadi sarang nyamuk diminta kesadaran masyarakat setempat agar tedmon ditutup supaya nyamuk DBD tidak berkembang biak.

"Untuk fogging kalau sudah ditemukan ada kasus baru di suatu wilayah baru kita lakukan fogging," tandasnya.

Penulis: Heri Anto

Editor: Rhizki Okfiandi