Begini Hasil Pemantauan Tim LL Dikti Wilayah X di Kampus Unaja, Mengejutkan...
BRITO.ID, BERITA JAMBI - Tim Evaluasi Kinerja Akademik (EKA) Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LL Dikti) Wilayah X Padang, Riau Jambi dan Kepulauan Riau, Menrisdikti RI mendatangi penyelenggara Universitas Adiwangsa (Unaja) Jambi.
Ini merupakan buntut dari aksi demo ratusan mahasiswa Unaja Jambi hingga kompak untuk mengosongkan kampus. Sebab tuntutan mereka belum bisa dipenuhi.
Ketua LL Dikti Wilayah X Jamurin menyatakan, apabila adanya permasalahan yang terjadi di internal baik dari mahasiswa, dosen pimpinan maupun penyelenggara kampus, itu adalah tugas mereka sebagai lembaga layanan pendidikan tinggi di wilayahnya masing-masing.
"Universitas Adiwangsa ini kalau kita lihat secara kasat mata, dari fasilitas bangunannya sudah cukup bagus, dari beberapa perguruan tinggi swasta yang kami kunjungi," ungkapnya.
Akan tetapi, sebut Jamurin ada yang perlu dibenahi baik dari sisi pengelola hingga ke mahasiswa. Menurutnya, terjadinya konflik antar mahasiswa dengan pihak kampus itu karena komunikasi kurang terbangun.
"Sebenarnya baik tuntutan apa yang diharapkan mahasiswa apa yang dikembangkan oleh kampus regulasinya, sebenarnya tidak perlu terjadi masalah ini, cuma karena komunikasinya yang mungkin tidak bisa tertampung," terangnya.
Untuk itu, mereka dari LLDIKTI datang mencari titik terang daripada permasalahan yang tentunya tidak ingin adanya konflik di lingkungan perguruan tinggi sehingga dapat menganggu kegiatan proses belajar mengajar.
"Kami sudah berdiskusi bertemu dengan penyelenggara, wakil rektor sudah kami tanyakan apa sebenarnya yang terjadi," terangnya.
Begitupun dengan para Mahasiswa Unaja sendiri yang merasa aspirasinya belum sampai. Jamurin mengaku, sudah melakukan pertemuan yang sifatnya untuk mediasi dan mencari solusi dan berharap para mahasiswa segera kembali ke Asrama.
"Tadi sudah ada kesepakatan sementara baik dari penyelenggara maupun dari mahasiswa sudah ada kesepakatan untuk mau menyelesaikan masalah ini, sudah mulai ada titik terangnya, yang diharapkan prosesnya berjalan," terangnya.
Lebih lanjut Jamurin menjelaskan, apa yang menjadi tuntutan mahasiswa Unaja tersebut. Sebenarnya tidak ada permasalahan, melainkan biasa biasa saja, akan tetapi satu diantaranya mengenai pencopotan pejabat cukup berat, karena harus melalui mekanisme yang sesuai dengan peraturan dan tidak serta merta langsung bisa dicopot.
"Untuk pemberhentian. Kita sampaikan juga sesuai dengan regulasi, itu kewenangannya ada pada Rektor, dilihat dulu salahnya apa, dan ada tahapannya, jadi biarlah dipelajari dulu, selebihnya biasa saja untuk kegiatan mahasiswa," katanya.
Salah satunya terkait dengan tuntutan fasilitas laboratorium gizi, bahwasanya pihak kampus sudah berjanji untuk segera menindaklanjuti. Karena memang LLDIKTI juga menginginkan dalam proses belajar mengajar di dunia pendidikan harus dijaga, ketika ada teori dan tentunya ada praktek sehingga adanya keseimbangan.
"Itu kami tunggu nanti, yang mungkin harus dibangun secara bertahap, pihak penyelenggara (kampus, red) juga sudah mulai menyiapkan," jelasnya.
Bahkan mereka juga dalam waktu dan kesempatan yang sama dalam melakukan mediasi juga menyempatkan untuk menyambung komunikasi (via telpon) kepada Ketua Yayasan Unaja di Medan, wacananya akan kembali membangun kampus seluas 7 Hektar di kawasan Lingkar Selatan.
"Ini bagus, katanya nanti fasilitas sarana dan prasarana akan dilengkapi disitu. Cuma kita sampaikan juga, disamping membangun prasarana, harus juga membangun karakter mahasiswa dan dosen serta pengelolaannya, Insya Allah itu nanti akan diperbaiki kedepan," tegasnya.
Badan Pelaksana Harian (BPH) Unaja Dr Eko Kuswandono juga menambahkan, mereka sudah merekomendasikan kepada setiap Dosen dan Kepala Prodi (Kaprodi) agar mahasiswa segera kembali ke asrama untuk kembali belajar.
"Mudah-mudahan dengan adanya kedatangan bapak-bapak (LLDIKTI) ini, adanya perkembangan upaya untuk kembali, tidak perlu takut takut," pungkasnya. (RED)
Reporter : Dewi Anita