Innalillahi Wainnalillahi Rojiun, Idap Penyakit Tumor, Seniman Melayu Jambi Tutup Usia

Innalillahi Wainnalillahi Rojiun, Idap Penyakit Tumor, Seniman Melayu Jambi Tutup Usia
Proses pemakaman yang dilakukan oleh warga (Raden Romi/BRITO.ID)

BRITO.ID, BERITA MUAROJAMBI - Tokoh seniman Melayu Jambi, Saidin meninggal dunia. Saidin, sang maestro asal Muarojambi ini berpulang pada usia 53 tahun akibat Penyakit tumor colli yang menggerogoti lehernya.

Saidin meninggal di Rumah Sakit Umum Raden Mataher Jambi pada Senin (18/11/19) sekitar pukul 19.00 WIB. Sudah dua minggu lamanya beliau menjalani perawatan medis di sana.

Namun, kondisinya tidak kunjung membaik sehingga Saidin meminta agar dibawa pulang ke rumahnya di Desa Lubuk Raman, Kecamatan Maro Sebo, Muarojambi.

"Beliau meninggal saat kami mengurus administrasi untuk membawa beliau pulang ke rumahya. Administrasinya belum selesai, beliau sudah keburu meninggal," kata Adi Ismanto, ponakan dari almarhum Saidin, Selasa (19/11).

Adi Ismanto mengatakan, Saidin telah lama mengidap penyakit tumor colli. Pihak pemerintah dan masyarakat Jambi sempat melakukan penggalangan dana untuk membantu biaya pengobatan Saidin ke Palembang, Sumatera Selatan.

Setelah menjalani operasi dan pengobatan di Palembang, Saidin dibawa pulang ke rumahnya. Namun, kondisinya kembali memburuk sekitar dua minggu yang lalu. Pihak keluarga akhirnya membawanya ke RS Raden Mattaher, Jambi.

"Selama menjalani perawatan kondisinya tidak kunjung membaik dan akhirnya berpulang ke haribaan Illahi kemarin," ujar Adi Ismanto.

Saidin meninggal pada usia 53 tahun dengan meninggalkan seorang istri dan dua orang anak yang masih usia sekolah.

"Anak paling besar itu usia 13 tahun, kalau yang paling kecil ngak tahu usia berapa," kata Adi.

Adi Ismanto mengatakan, jenazah Saidin telah dikebumikan pada Selasa pagi (19/11) di TPU Desa Lubuk Raman. Penguburan tersebut hanya dihadiri warga desa dan pihak keluarga. Tidak satupun pihak pemerintah Kabupaten Muaro Jambi yang hadir dalam pemakaman tersebut.

"Jam 10.00 tadi pagi dikebumikan, yang datang cuman warga dan pihak keluarga. Pihak Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi ngak ada yang datang," ujarnya.

Saidin adalah generasi ketiga penerus teater komedi melayu Dul Muluk, kesenian Zikir Beredah, ataupun Lukah Gilo dari Desa Lubuk Raman. Darah kesenian mengalir dari kakek dan ayahnya.

Kakeknya adalah pelakon Dul Muluk, sementara ayahnya penabuh rebana siam dan gendang. Sejak kecil Saidin tumbuh dengan kesenian khas Muaro Jambi itu. Ia mahir sebagai pelakon dalam teater Dul Muluk.

Ia juga piawai sebagai pelakon Zikir Beredah dan Lukah Gilo. Zikir Beredah adalah semacam pertunjukan musik selawat yang melibatkan belasan penabuh rebana siam dan gong.

Namun, sejak tumor colli menyerang Saidin, tubuhnya berubah menjadi kurus dan merapuhkan otot serta persendiannya. Aktivitasnya membuat alat musik gitar gambus, rebana siam, hingga gendang berhenti total.

Penulis: Raden Romi

Editor: Rhizki Okfiandi