Kewalahan Corona Tak Terkendali, Macron Umumkan Lockdown Lagi di Prancis

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengumumkan karantina wilayah atau 'lockdown' nasional kedua sampai paling lambat akhir November. Macron berkata bahwa dengan kebijakan terbaru, yang berlaku mulai hari Jumat (30/10), masyarakat hanya dibolehkan meninggalkan rumah untuk pekerjaan esensial atau alasan kesehatan.

Kewalahan Corona Tak Terkendali, Macron Umumkan Lockdown Lagi di Prancis
Foto ilustrasi: Warga kota Paris melongok dari jendela saat pandemi virus corona. (Getty Images)

BRITO.ID, BERITA JAKARTA - Presiden Prancis Emmanuel Macron mengumumkan karantina wilayah atau 'lockdown' nasional kedua sampai paling lambat akhir November. Macron berkata bahwa dengan kebijakan terbaru, yang berlaku mulai hari Jumat (30/10), masyarakat hanya dibolehkan meninggalkan rumah untuk pekerjaan esensial atau alasan kesehatan.

Tempat bisnis non-esensial, seperti restoran dan bar, akan tutup, namun sekolah dan pabrik tetap buka.

Angka kematian harian dengan Covid-19 di Prancis telah mencapai yang tertinggi sejak April. Pada Selasa (27/10), 33.000 kasus baru dikonfirmasi.

Macron berkata bahwa Prancis terancam "kewalahan oleh gelombang kedua yang tak diragukan lagi akan lebih sulit dari yang pertama".

Sementara Jerman akan memberlakukan lockdown darurat yang lebih longgar tapi mencakup penutupan restoran, sasana kebugaran, dan teater, kata Kanselir Angela Merkel pada Rabu (28/10).

Infeksi virus Covid-19 meningkat tajam di seluruh Eropa, termasuk Inggris Raya yang pada hari Rabu mengumumkan 310 kematian baru dan 24.701 kasus baru.

Jam malam berlaku di beberapa negara, termasuk bagi 46 juta orang di Prancis.

Kabar tentang pembatasan baru yang diberlakukan di ekonomi terbesar Eropa menyebabkan pasar saham anjlok pada hari Rabu. FTSE 100 milik Inggris Raya tutup dengan 2,6% lebih rendah, dan Dax milik Jerman menurun 4,2%. Indeks-indeks saham besar AS juga tenggelam 3,4% atau lebih.

Menginjak rem keras-keras
Dalam pidato yang disiarkan melalui televisi pada hari Rabu, Macron berkata bahwa Prancis sekarang harus "dengan brutal menginjak rem" demi mencegah "kewalahan akan akselerasi epidemik ini".

"Virus ini menyebar dengan kecepatan yang tidak diantisipasi perkiraan yang paling optimis sekalipun," ujarnya, seraya menambahkan bahwa setengah dari semua ranjang perawatan intensif di rumah sakit Prancis kini diisi oleh pasien Covid.

Presiden Macron mengatakan bahwa di bawah aturan baru, masyarakat perlu mengisi formulir dan menjelaskan alasan mereka meninggalkan rumah, seperti yang disyaratkan dalam lockdown pertama pada bulan Maret. Pertemuan sosial dilarang sama sekali.

"Seperti di musim semi lalu, Anda akan dapat meninggalkan rumah hanya untuk bekerja, untuk janji dengan dokter, memberikan bantuan kepada kerabat, berbelanja barang-barang penting, atau berjalan-jalan di dekat rumah Anda," ujarnya.

Namun ia menjelaskan bahwa layanan publik dan pabrik akan tetap buka, seraya menambahkan bahwa ekonomi "tidak boleh berhenti atau runtuh".

Sumber: Detikcom
Editor: Ari