MATRA Tawarkan Kerja Sama Strategi, Menbud Fadli Zon Dukung Penuh

MATRA Tawarkan Kerja Sama Strategi, Menbud Fadli Zon Dukung Penuh
Ketum Matra menyerahkan cinderamata kepada Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon. Serta mendukung program yang diusulkan MATRA. (Matra)

BRITO.ID, BERITA JAKARTA – Organisasi Masyarakat Adat Nusantara (MATRA) menggelar audiensi penting bersama Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Dr. Fadli Zon, pada Selasa (1/7), bertempat di Kantor Kementerian Kebudayaan, Jakarta. Audiensi ini menjadi momentum penguatan sinergi antara negara dan masyarakat adat dalam menjaga eksistensi budaya lokal di tengah modernisasi.

Dipimpin langsung oleh Founder MATRA YM KGPAA Mangku Alam II, pertemuan tersebut turut dihadiri oleh sejumlah tokoh adat dari berbagai penjuru Nusantara, termasuk Ketua Umum MATRA KPH. Andi Bau Malik Barammamase Karaenta Tukkajannangang Satrio Sasmito, SH, dan Sekjen MATRA KRAy. Tengku Maliana Zufrine Puan Putri Candra Kirana, SH, MH.

Enam Program Strategis Diusulkan MATRA

Dalam audiensi tersebut, MATRA menyampaikan enam program prioritas sebagai bentuk tawaran kolaborasi dengan Kementerian Kebudayaan, yaitu:

1. Pendokumentasian dan digitalisasi warisan budaya lokal

2. Pelatihan adat dan budi pekerti untuk generasi muda

3. Festival budaya tahunan berbasis komunitas adat

4. Revitalisasi situs sejarah dan cagar budaya

5. Pengembangan kurikulum muatan lokal di institusi pendidikan

6. Inventarisasi komunitas adat dan penguatan tradisi lisan sesuai amanat UU No. 5 Tahun 2017

Ketua Umum MATRA, KPH. Andi Bau Malik, menegaskan bahwa program ini bukan sekadar proyek kebudayaan, tetapi langkah konkret memperkuat jati diri bangsa.

"Kami membawa misi besar: menyatukan kekuatan budaya untuk memperkuat akar Indonesia. Budaya bukan masa lalu, tapi fondasi masa depan,"* ujarnya.

Menbud Dr. Fadli Zon menyambut baik seluruh usulan kerja sama yang diajukan oleh MATRA. Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat adat dalam menjaga dan mengembangkan kekayaan budaya Indonesia.

“Kementerian Kebudayaan sangat terbuka terhadap sinergi konkret. Kita ingin kebudayaan bukan hanya dilestarikan, tetapi juga diberdayakan sebagai ujung tombak pembangunan karakter bangsa,” ujar Fadli.

Terkait usulan digitalisasi budaya, Fadli menyoroti pentingnya pelestarian manuskrip dan naskah kuno. Ia mencontohkan keberadaan sekitar 1.800 lontar di NTB yang hingga kini belum tersentuh digitalisasi.

Selain itu, Fadli juga menyampaikan bahwa pihaknya akan mengoptimalkan Dana Indonesiana sebagai bentuk afirmasi negara untuk mendukung masyarakat adat dalam pelestarian budaya.

“Kami akan lakukan asistensi agar Dana Indonesiana juga menyentuh masyarakat adat. Harus ada afirmasi khusus untuk kelompok ini," imbuhnya.

Festival Budaya Nusantara dan Kurikulum Lokal Didukung Penuh

MATRA turut memaparkan konsep Festival Adat Budaya Nusantara sebagai ajang tahunan untuk menampilkan kekayaan budaya masyarakat adat dan mempertemukan raja-raja dari seluruh Nusantara. Festival ini telah menjadi ruang ekspresi budaya dan diplomasi budaya nonformal yang mempererat kesatuan bangsa.

Terkait kurikulum muatan lokal, meskipun kewenangan pengembangan kurikulum berada di Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Menbud Fadli menyatakan siap berkoordinasi dan mendorong agar budaya lokal menjadi bagian dari sistem pendidikan nasional.

Menteri Fadli Zon memberikan dukungan penuh MATRA terhadap event Jember Fashion Carnival yang akan digelar mendatang.

Kehadiran Tokoh-Tokoh Adat Nusantara

Audiensi ini turut dihadiri oleh sejumlah tokoh adat terkemuka, antara lain, Sultan Ternate Kolano Kie Raha Buldan Ternate Sirajul Mulki Amiruddin As-Sultan Iskandar Hidayatullah Sjah, KPH. H. Sutan Muhammad Yusuf Tuanku Mudo Rajo Disambah Adityadiningrat, KP. H. Hengky Novaron Arsil, SE, MM (Dt. Tan Malaka Baeh Satu Lantak Salapan Kusumojatiningrat), Maspanji Lalu Satria Wangsa, SH (Kedatuan Pejanggik, Lombok), YM KPP R. D.M. Johan Johor Mulyadi Anggadirja, Rato Sangaji Kae Muhammad Irham, KRAy. Tengku Maliana Zufrine dan berbagai pemuka adat lainnya

Audiensi ini mempertegas posisi MATRA sebagai jembatan penghubung antara masyarakat adat dan pemerintah dalam memperjuangkan pelestarian budaya sebagai warisan tak ternilai bangsa Indonesia.

(Ari Widodo)