'Sekolah Ibu' Jadi Kontroversi, Hengky Kurniawan Minta Maaf

'Sekolah Ibu' Jadi Kontroversi, Hengky Kurniawan Minta Maaf

BRITO.ID, BERITA BANDUNG BARAT - Program Sekolah Ibu yang akan diluncurkan di Kabupaten Bandung Barat (KBB) menuai kontroversi dan dikritik lantaran kesetaraan peran perempuan dan laki-laki dalam berumah tangga. Wakil Bupati Bandung Barat Hengky Kurniawan meminta maaf menyikapi kontroversi yang bermunculan.

Melalui akun Instagramnya, Hengky menjelaskan alasan Pemda KBB akan meluncurkan Sekolah Ibu pada tahun 2019. Hengky memaparkan maraknya kasus perceraian di Bandung Barat.

"Tujuan didirikanya Sekolah Ibu untuk memberikan pemahaman tentang berumah tangga, bagaimana menghadapi suami, bagaimana berkomunikasi dengan anak-anak kita yang beranjak dewasa, dan banyak materi lainnya yang nanti akan diajarkan di sekolah ibu," ujar Hengky seperti dikutip dari Instagram resminya, @hengkykurniawan, Minggu (30/12).

Kritik bermunculan. Ketua DPP PSI Tsamara Amany mempertanyakan apakah penyebab utama perceraian semata-mata karena andil si istri.

"Kaget baca Instagram Hengky Kurniawan, Wakil Bupati Bandung Barat. Mau buat Sekolah Ibu untuk menekan angka perceraian katanya. Bikin sekolah sih ok-ok aja ya. Tapi maksudnya untuk menekan angka perceraian itu apa ya? Memang cerai selalu karena ibu?" sebut Tsamara di Twitter resminya.

"Persoalannya juga tidak se-simple caption-nya Pak Hengky ini. Angka cerai karena KDRT itu tinggi. Dan itu bukan tentang cara Ibu menghadapi suami, tapi cara suami menghadapi Ibu," sebut Tsamara.

Menanggapi berbagai kritikan yang bermunculan, Hengky menambahi penjelasannya dalam caption. Ia menegaskan tidak menyalahkan setiap ibu atau istri dalam kasus perceraian. Hengky meminta maaf apabila perkataannya ada salah pemahaman atau kurang berkenan.

"Note: tidak ada yang menyalahkan ibu dalam kasus perceraian. Program 'Sekolah Ibu' berhasil menekan angka perceraian di kota Bogor. Seperti yang Kang Bima sampaikan ke saya waktu study banding. Ibu-ibu yang tadinya menuntut cerai suaminya akhirnya menarik gugatan cerainya setelah mengikuti Sekolah Ibu. Tentu ini program baik yang bisa kita contoh. Pematerinya dari kalangan profesional, psikolog, dosen, profesor, polwan, wanita karier yang sukses. Dan program ini mendapatkan apresiasi dari Bapak Gubernur. Bila ada yang salah dalam pemahaman atau kurang berkenan, mohon dimaafkan. Haturnuhun...," tulis Hengky.

Sudah Didirikan di Bogor

Rupanya Pemda KBB sudah melakukan studi banding dengan Pemkot Bogor mengenai program Sekolah Ibu. Sebab, Bogor menjadi daerah yang pertama kali memprakarsai Sekolah Ibu. Sekolah Ibu di Bogor sudah diluncurkan pada Juli 2018.

"Sekolah Ibu di Kota Bogor kami inisiasi berawal dari keresahan masyarakat terhadap berbagai fenomena sosial yang terjadi dalam masyarakat. Semakin tingginya angka perceraian, maraknya tawuran pelajar, narkoba, dan lain-lain. Kami (PKK Kota Bogor) melihat fenomena tersebut diakibatkan oleh melemahnya peran dan fungsi keluarga dalam masyarakat," ujar Ketua Tim Penggerak PKK Kota Bogor, Yane Ardian seperti dilansir detikcom, Minggu (30/12).

Anggaran sebesar Rp 4 miliar dikucurkan untuk Sekolah Ibu. Kegiatan pembelajaran Sekolah Ibu di Bogor dilaksanakan dua kali dalam seminggu, yakni Senin dan Kamis pada pukul 13.00 WIB menggunakan aula pada setiap kelurahan. Materi yang diberikan di Sekolah Ibu terdiri dari 3 bab dengan total 18 modul. Bab yang diajarkan mencakup Menuju Gerbang Pernikahan (Bab I), Membangun Keluarga Bahagia (Bab II), dan Membangun Generasi Unggul (Bab III).

"Pak Hengky memang sempat studi banding ke Kota Bogor. Dan saat itu banyak testimoni dari Para Peserta Sekolah Ibu bahwa setelah mengikuti Sekolah Ibu mereka lebih mudah berkomunikasi dan memahami suami dan anak-anak. Sehingga keharmonisan dalam rumah tangga terbangun," ucap Yane. (RED)